Selasa, 22 Februari 2011

TENTANG ASAL USUL PERAYAAN CAP GO MEH


Lontong Cap Go Meh menjadi ciri khas masyarakat Jawa dalam merayakan Cap Go Meh. (COMMONS.WIKIMEDIA.ORG)



Cap Go Meh adalah perayaan malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, yang di tahun ini jatuh pada 27 Februari 2011. Cap Go Meh mulai dirayakan di Indonesia sejak abad ke 17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan.
Cap-Go-Meh sebenarnya adalah istilah Hokkian, yang artinya “malam 15.” Di daratan Tiongkok sendiri, dinamakan Yuan Xiau Jie dalam bahasa Mandarin, yang artinya festival malam bulan pertama. Pada zaman dinasti Han dahulu (202 SM - 220 M), pada malam Cap Go Meh tersebut, biasanya sang kaisar sendiri khusus keluar istana untuk turut merayakan bersama dengan rakyatnya.
Setiap tradisi budaya selalu memiliki asal- usul. Salah satu versi asal muasal Cap Go Meh terjadi pada zaman dinasti Zhou (770 - 256 SM). Setiap tanggal 15 malam bulan pertama setelah Imlek, para petani memasang lampion-lampion yang dinamakan Chau Tian Can di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman.
Ketika itu tujuan memasang lampion-lampion tersebut adalah untuk mengusir hama. Namun di masa kini justru menjadi suatu tradisi yang menampilkan pemandangan yang indah di malam hari tanggal 15 bulan pertama.
Ketika itu untuk menakuti atau mengusir binatang-binatang perusak tanaman, selain memasang lampion, mereka menambah segala bunyi-bunyian serta bermain barongsai, agar lebih ramai dan bermanfaat bagi petani. Kepercayaan dan tradisi budaya ini terus berlanjut secara turun menurun, baik di daratan Tiongkok maupun di perantauan di seluruh dunia.
Di negara barat Cap Go Meh dikenal sebagai pesta karnavalnya etnis Tionghoa, karena adanya pawai arak-arakan yang pada umumnya dimulai dari Kelenteng.
Sedangkan di Indonesia, selain terdapat acara pawai arak-arakan keliling, terdapat ciri khas lain, yaitu makanan lontong cap go meh, yang terutama banyak terdapat di masyarakat Jawa. Lontong cap go meh terdiri dari berbagai jenis makanan, yaitu lodeh, opor,  sate abing, ditambah lontong dan bubuk kedelai.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar